Saat kita menunjuk orang lain, bukankah tiga jari yang lain menunjuk diri sendiri?? mungkin ini adalah hal yang harus kita telaah mendalam, kenapa tidak! kadang kita dengan mudahnya mengatakan orang lain salah, kita kadang dengan mudahnya mengatakan orang lain berdosa, tapi pernahkan kita dengan mudahnya mengatakan kalau diri kita yang salah?
Itu mungkin ekspresi yang ingin saya ungkapkan. Beberapa tahun silam, secara kebetulan saya terpilih menjadi bagian suatu organisasi. organisasi yang mengedepankan rasa nasionalisme tinggi ini menerapkan disiplin penuh dalam kegiatannya.
Ya, dalam setiap kegiatannya baik itu latihan, kami tak diberi toleransi sedikitpun mengenai segala hal (kecuali beribadah). dari mulai bangun tidur hingga tidur lagi kami dijejali peraturan dengan disiplin penuh. Kalau melanggar? siap aja merayap, jungkir bumi, push up, atau hukuman yang kami sebut lari gila.
jujur deh, saat itu kami merasa diperlakukan kejam, dan tak berperikemanusiaan. sekali lagi saya sebut saat itu! kenapa saat itu? jelas saja, waktu masa-masa itu banyak diantara kami yang berfikiran seperti ini"masa cuma untuk mengibarkan bendera aja harus seberat ini seeh, bukannya langsung aja latihan, bentuk formasi, dll, dll,..ga harus seperti ini kan??" tuh pikiran kami waktu itu.
Eitss...ngibarin bendera? yups emang organisasi yang saya sebutin ini adalah Paskibraka. Kembali ke laptop. malam tanggal 16 setelah kami dikukuhkan menjadi Paskibraka, beberapa jam sebelum kami melaksanakan tugas pengibaran yang hanya beberapa menit itu, salah satu senior kami mengumpulkan kami dan memberikan beberapa masukan kepada kami. ada beberapa hal yang hingga saat ini terus melekat di hati saya! diantaranya,
"Saya (senior kami) tahu, yang kalian rasakan selama hampir empat bulan ini adalah tertekan, dongkol, marah, benci dan ingin berontak! sengaja suasana itu kami ciptakan agar kalian rasakan. agar kalian merasakan bahwa kalian ini bukan hanya sebuah pasukan yang diciptakan dan dibuat untuk mengibarkan bendera. melainkan lebih dari itu. perasaan dongkol, benci dan ingin berontak dan lain-lainnya itu adalah perasaan yang sama dengan pendahulu kita saat ingin menegakkan kedaulatan bangsa! perasaan itu yang membuat mereka bersatu melawan penjajahan yang ada saat itu. semoga setelah ini kalian bisa lebih menghargai bendera kita! semoga dengan sampainya sang merah putih di tiang tertinggi nanti, dan kalianlah yang akan mengibarkannya, semoga kebanggaan yang sama ada dihati kalian, kebanggaan saat pendahulu kita mengucapkan kata "MERDEKA"...........dst."
jujur, saat saya tulis postingan ini mata saya berkaca-kaca! kenapa tidak? kalimat itu yang menciptakan kesadaran dan kecintaan saya kepada Republik ini. sayapun sekarang ingin berontak dan berteriak melihat negeri ini!
APA YANG TERJADI DENGAN PERTIWIKU INI!!!
ku lihat ibu pertiwi...
sedang bermuram durja
air matanya berlinang
mas intannya terkenang...
mungkin lagu ini yang cocok saat ini saya nyanyikan untuk negeri yang terkenal"ramah-tamah" ini. Saya hanya berharap, para pemuka negeri ini jangan terburu menilai segalanya buruk sebelum meneliti lebih lanjut, durian mungkin berkulit kasar dan berduri tajam tapi bukankah didalamnya ada sesuatu yang manis?????
0 komentar:
Posting Komentar